Assalamu'alaikum
Kali ini admin akan memposting 2 dulu Keuntungan Shalat Berjamaah di masjid ,yaitu:
1. Syaithan Akan Menjauhi Jama’ah
2. Setiap Langkah Menuju Masjid Ditulis Sebagai Kebaikan
1. Syaithan Akan Menjauhi Jama’ah
2. Setiap Langkah Menuju Masjid Ditulis Sebagai Kebaikan
Rumusan Masalah
Telah ditetapkan oleh Nabi bahwa beliau SAW bersabda:
Shalat seseorang
berjama’ah mengungguli shalat seseorang dirumahnya atau di pasarnya,
sebesar 25 derajat. Dalam riwayat yang lain mendapat dua puluh tujuh
derajat.
( Dikeluarkan oleh
Al-Bukhari. Hadits no: 477, 645, 646, 649 dan 2119. imam Muslim, hadits
no: 649 dan 650. Hadits diatas diriwayatkan oleh 9 sahabat, diantara
mereka adalah: Abu Hurairah ra, Ibnu Umar dan Abu Said Al-Khudri
Radhiallahu Anhum, dengan lafadz yang berbeda.)
Imam Nawawi berkata: setelah menggabungkan kedua riwayat tersebut, terdapat tiga kesimpulan:
Pertama.’ Tidak mengesampingkan antara penyebutan yang sedikit dan tidak pula menafikan yang banyak.
Kedua.’ Hendaknya yang pertama kali dengan mengkhabarkan yang sedikit, kemudian menunjukkan kepadanya bahwa Allah Ta’ala akan menambah dengan keutamaan yang lebih besar.
Ketiga.’ Bahwasanya
dengan adanya perbedaan tentang derajat yang akan didapat bagi orang
yang shalat berjama’ah, sebagian mereka berpendapat dua puluh lima dan
sebagian yang lain dua puluh tujuh. Hal itu berdasarkan kesempurnaan
shalat dan anjuran untuk menjaganya serta untuk mendapatkan
kekhusyu’annya. Dan semakin banyak jumlah jama’ahnya maka semakin banyak
pula keutamaan, kemuliaan dan kedudukan yang ia dapatkan dan sebagainya. Hal ini merupakan jawaban yang obyektif. (Syarh Muslim Juz. 5 hal. 151).
Pada prinsipnya, sebagian ulama mengharuskan untuk
berpegang pada shalat berjama’ah, yang dengannya ia akan mendapatkan
derajat ini. dibanding orang yang shalat sendirian baik dirumah atau
dipasarnya, dimana ia mendengar panggilan Allah sementara panggilan
tersebut menyerunya untuk shalat berjama’ah.
Telah disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar
tentang apa yang beliau dapatkan dari kesimpulan para A’immah. Beliau
berkata: bahwa apa yang telah disebutkan tadi, itu merupakan perintah
atau anjuran….?
Telah saya jawab, bahwa berpegang pada shalat
berjama’ah yang dengannya terdapat keuatamaan yang istimewa ini,
merupakan perintah dan sebagai pendapat yang rojih bahkan sharih
berdasarkan nash-nash yang telah dikemukakan diatas. Maksudnya dengan
keagungan dan keutamaannya yaitu shalat jama’ah bersama imam di masjid.
Dengan dalil, penjelasan Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang hadits
berikut ini:
Shalat berjama’ah mengungguli shalat yang dilakukan dirumah atau dipasarnya, sebanyak 25 derajat. Dimana beliau shallallaahu alaihi wasallam
bersabda: Jika salah seorang diantara kalian berwudhu dengan baik ,
lalu datang ke masjid dan tidak ada maksud kecuali untuk shalat, maka
tidaklah ia melangkah kecuali Allah akan mengangkat satu derajat
dengannya, dan akan menghapus satu kesalahannya hingga ia masuk ke
masjid. Apabila ia telah masuk masjid, maka dihitung sama melakukan
shalat selama ia menunggu pelaksanaan shalat. Sedangkan para malaikat
mendo’akannya selama ia berada di majlis shalatnya: Ya Allah ampunilah
ia, Ya Allah rahmatilah ia, selama ia belum berhadats di dalamnya. (HR. Al-bukhari dalam kitab shalat. Hal: 477. dan Muslim dalam kitab Al-Masajid. Hal: 649).
Disini akan dijelaskan beberapa kiat untuk
mendapatkan keutamaan, diantaranya adalah dengan mendatangi masjid.
Sebagaimana perkataan Ibnu Hajar Rahimahullah
: Berdasarkan kiat-kiat yang telah disebutkan dalam hadits diatas,
secara khusus hanya diperuntukkan bagi yang shalat berjama’ah di masjid.
Inilah pendapat yang rojih.
Dan tidak menuntut kemungkinan, bahwa keutamaan dan
derajat tersebut juga didapatkan bagi orang yang shalat jama’ah di
pasar, rumah, atau tempat kerjanya. Karena yang demikian juga lebih baik
dari pada shalat sendirian di rumah dan di pasarnya. Oleh karena itu
hendaknya anda menjelaskan tentang apa yang anda dapatkan dari keutamaan
dan kedudukan tersebut, yang dengannya hanya bisa diraih dengan shalat
berjama’ah di masjid. Dan hanya milik Allah lah pertolongan.
Syaithan Akan Menjauhi Jama’ah
Tidak ada seorang
pun yang bisa menjamin dirinya terlepas dari perangkap syaithan. Dari
Ibnu Umar Ra ia berkata: bahwa Umar pernah berkhutbah kepada kami di
Al-Jaabiyah. Ia berkata: Hendaknya kalian berjama’ah dan menjauhi
perpecahan, karena syaithan menyertai orang yang menyendiri dan lebih
menjauhi bila dua orang. (HR. Tirmidzi. Hadits no:2165).
Dari Abu Darda
Radhiallahu Anhu ia berkata, Saya telah mendengar Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda:” Tidaklah ada tiga orang dalam satu
perkampungan atau pedesaan/ pedalaman tidak ditegakkan pada mereka
shalat, kecuali syaithan akan menguasainya. Maka berjama’ahlah kalian,
karena serigala hanya akan memangsa kambing yang sendirian. Perowi
menambahkan. As-Saib berkata: “ yang dimaksud dengan berjama’ah ialah
jama’ah dalam shalat.(HR. Abu Daud. Hadits no: 547).
Bahwasanya shalat jama’ah dapat menjadikan syaithan
lari dalam setiap urusan, disamping itu shalat jama’ah lebih
mengokohkan diri seseorang dalam berdzikir kepada Allah Ta’ala. Karena
dalam shalat jama’ah seorang hamba lebih membutuhkan kehadiran hati dari
selainnya. Maka perkokohkanlah shalat tersebut dengan berjama’ah tanpa
ada keraguan sedikitpun, niscaya syaithan akan lari. Inilah sebuah hasil
yang fantastis yang diperoleh bagi orang yang membiasakan shalat
jama’ah.
Dari Abdullah bin
Amru bin Al-Ash Radhiallahu Anhuma berkata. Rasulullah Shalallahu Alaihi
wa Sallam bersabda:”Barang siapa yang berangkat ke masjid (untuk)
berjama’ah maka langkah (yang satu) menghapus satu keburukan, dan
langkah (yang lain) mencatatkan baginya satu kebaikan, saat ia pergi dan
kembali.” (HR. Imam Ahmad. No: 6563).
Oleh karenanya semakin jauh masjid tersebut dari rumah maka semakin bertambah pula pahala yang didapatkan.
Dari Abu Musa
Radhiallahu Anhu berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
bersabda: “ Sesungguhnya manusia yang mendapatkan pahala paling besar
dalam shalat ialah yang paling jauh jalannya. Sementara orang yang
menunggu shalat sampai shalat bersama imam, maka lebih besar pahalanya
dari orang yang shalat, kemudian tidur. Dalam riwayat Abu Kuraib
(disebutkan) sampai shalat bersama imam berjama’ah. (HR. Muslim. No: 662).
Setiap Langkah Menuju Masjid Ditulis Sebagai Kebaikan
Dari Said bin Musayyab Rahimahullah, ia berkata:
Seorang laki-laki dari kalangan Anshar sedang dalam keadaan sakaratul
maut, lalu ia berkata: Sesungguhnya aku akan memberitahu kalian sebuah
hadits. Aku tidak memberitahu kalian kecuali hanya mengharap pahala dari
Allah Ta’ala. Bahwa aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“ Jika salah
seorang dari kalian berwudlu lalu menyempurnakan wudlu’nya. Setelah itu
pergi keluar untuk shalat (berjama’ah) maka tidaklah ia mengangkat kaki
kanannya melainkan Allah Azza wa Jalla akan mencatat sebuah kebaikan
baginya. Dan tidaklah ia meletakkan kaki kirinya melainkan Allah Azza wa
Jalla akan menghapuskan sebuah kesalahan darinya. Maka hendaklah salah
seorang diantara kalian (memilih antara) mendekatkan atau menjauhkan
(tempatnya dari Masjid). Jika ia datang ke masjid kemudian shalat
berjama’ah, maka akan diampuni dosanya. Jika ia mendatangi masjid pada
saat orang-orang telah menyelesaikan beberapa raka’at sementara masih
tersisa beberapa raka’at, lalu ia ikut shalat dan menyempurnakan raka’at
yang tersisa, maka ia pun akan mendapat pahala seperti tadi. Begitu
juga jika ia mendatangi masjid pada saat orang-orang telah menyelesaikan
shalat, kemudian ia segera menunaikan shalatnya, maka ia pun
mendapatkan pahala seperti tadi.” (Hadits dikeluarkan oleh Abu Daud. No: 563).
Dari Abdullah bin
Mas’ud Radhiallahu Anhu berkata: Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam
bersabda: Tidaklah seseorang berwudlu dan menyempurnakan wudlunya
kemudian datang ke masjid dari masjid-masjid (yang ada) maka setiap
langkah (yang diayunkan) melainkan akan diangkat denganya satu derajat
atau akan dihapus darinya satu kesalahan atau akan ditulis baginya satu
kebaikan.” Abdullah berkata: sampai diantara kedua langkah kita. Karena
shalat seseorang berjama’ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua
puluh lima derajat.” (HR. Ahmad. No: 3616).
Pernahkah suatu hari anda mencoba untuk menghitung
langkah kaki anda ketika pergi dan pulang kemasjid?.. dan pernahkah anda
melipatgandakan hitungan anda lima kali..? kalau begitu, sudah berapa
kebaikan yang telah anda sia-siakan setiap hari, bila anda tidak
mengikuti shalat jama’ah..?
Wallahu A’lam
























